DEN DEWAN ENERGI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

Menyeimbangkan Energi Fosil dan EBT

27 Januari 2023 Berita

Jakarta, 26/1/2023. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Musri Mawaleda menjadi salah satu narasumber dalam acara webinar bertajuk “Balancing Fossil Fuel and Renewables Energy to Fulfill Indonesia Needs” yang diselenggarakan oleh AAPG Universitas Hasanuddin secara daring. Acara tersebut juga turut mengundang Manajer Pusat Energi ASEAN Beni Suryadi. 

Dalam paparannya, Musri mengatakan bahwa bauran energi baru terbarukan (EBT) diharapkan mampu mencapai 23% di tahun 2025 mendatang. Namun, hingga tahun 2021 lalu, bauran EBT baru mencapai separuh, atau sekitar 12,16%. Untuk itu, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pembaruan Kebijakan Energi Nasional (KEN). Strategi yang tercakup diantaranya meliputi pengendalian pertumbuhan penduduk, penurunan intensitas energi, pemenuhan kebutuhan energi untuk mencapai human development (HDI) dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, konservasi energi di sisi pemanfaat (demand), efisiensi energi di sisi pemanfaat dan pemasok (supply), memaksimalkan elektrifikasi, deployment energi dan teknologi energi yang rendah intensitas energi dan emisi, optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam negeri, diversifikasi sumber energi, serta penyediaan energi yang optimal dari segi biaya dan emisi karbon. 

Pemerintah juga tengah menyusun peta jalan transisi energi. Mengacu pada roadmap tersebut, tingkat emisi pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 758 juta ton CO2e. “Tingkat emisi ini diproyeksikan akan terus meningkat hingga 1.055 – 1.229 juta ton CO2e pada tahun 2035. Peningkatan ini dilandasi oleh proyeksi waktu pencapaian puncak emisi,” terang Musri. Pada tahun-tahun berikutnya, tingkat emisi akan menurun hingga 129 – 130 juta ton CO2e pada tahun 2060. “129 – 130 juta ton ini harapannya akan diserap sehingga tercapai net zero emission, “ jelasnya. Lebih lanjut, DEN juga terus mendorong penyusunan perda Rencana Umum Energi Daerah Provinsi (RUED-P). Hingga November 2022, 27 provinsi telah menetapkan Perda RUED, sedangkan 7 provinsi lainnya tengah dalam proses penyusunan.

Adapun, di lingkup negara-negara ASEAN, Asia Tenggara secara historis bergantung pada energi fosil. “Suplai energi meningkat secara signifikan dalam kurun satu dasawarsa terakhir guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengacu pada data tahun 2020, energi fosil masih mendominasi bauran energi sebesar 83%, berbanding dengan bauran EBT yang baru mencapai 14,3%,” ungkap Beni. (Teks: SL, Grafis: OT, Editor: DR).

Bagikan berita ini


© 2016 - 2023 Dewan Energi Nasional. All rights reserved.