Yogyakarta, 09/03/2023. Anggota DEN Satya Widya Yudha memimpin rapat koordinasi Penyusunan Peta Jalan Transisi Energi dengan BUMN Energi, rapat tersebut bertujuan untuk menyusun langkah-langkah kebijakan strategis transisi energi menuju emisi nol bersih tahun 2060. Rapat diselenggarakan secara hybrid, rapat juga dihadiri oleh Anggota DEN, As Natio Lasman, Perwakilan PT. PLN dan PT. Pertamina serta Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan, Yunus Saefulhak.
Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh dalam mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat. Komitmen tersebut dituangkan dalam regulasi yang bersifat lintas sektoral. Dalam upaya mewujudkan ketahanan energi dan dekarbonisasi di sektor industri untuk mencapai NZE tahun 2060 di Indonesia maka perlu disusun peta jalan transisi energi.
Anggota DEN, Satya Widya Yudha dalam pembukaannya menyebutkan bahwa kebutuhan energi kedepannya akan sangat besar pada sektor transportasi dan industri. Untuk itu perlu langkah-langkah kebijakan pada sektor tersebut. Sedangkan pada sektor industri antara lain dekarbonisasi industri yang membutuhkan proses bertemperatur tinggi, fuel switching dari batu bara ke gas dan biomassa serta pemanfaatan teknologi CCS/CCUS.
Pria lulusan Cranfield University ini juga mengatakan apabila Badan Usaha telah melakukan riset/penelitian tentang skenario-skenario pada peta jalan transisi energi akan sangat membantu Kelompok Kerja untuk menyusun langkah-langkah kebijakan strategis transisi energi menuju emisi nol bersih tahun 2060, sebagai contoh: riset/penelitan mengenai pengembangan biomassa cofiring, riset/penelitan pengembangan hidrogen dan ammonia, riset/penelitan pengembangan bahan bakar nabati.
Anggota DEN, As Natio Lasman menyampaikan PLN perlu perlu memperhatikan keberlanjutan pasokan biomasa sehinga pemanfaatan biomasa, baik untuk bahan bakar co-firing PLTU dan PLTBm, dapat sepenuhnya mendukung program dekarbonisasi di pembangkitan listrik. Beliau juga menambahkan bahwa hidrogen dapat menjadi bahan bakar alternatif untuk mendukung dekarbonisasi. Green hydrogen dapat diproduksi dari listrik EBT, untuk selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar di transportasi, inudstri maupun pembangkitan.
VP Pengembangan Strategi Biomassa, PLN Energi Primer Indonesia, PT. PLN Anita Puspita Sari menjelaskan bahwa Indonesia termasuk dalam kategori negara yang belum memanfaatkan secara optimal potensi biomass. “Lahan potensial Biomassa di Indonesia sebesar 3.33 Juta HA, sedangkan potensi Biomassa sebesar 6 juta ton/tahun” pungkasnya. Anita juga menyampaikan beberapa strategi dalam rangka pemenuhan gap kebutuhan biomassa untuk mencapai target bauran EBT 23% pada tahun 2025 antara lain: pengembangan ekosistem biomassa melalui HTI dan kemitraan masyarakat.
VP Pengembangan Kerja Sama, dan Komersialisasi Bisnis Korporat, PT PLN Ricky Cahya Andrian mengatakan aplikasi green hydrogen dan green ammonia dapat digunakan untuk cofiring bahan bakar (di-blend dengan natural gas) pada pembangkit PLTG, PLTGU dan PLTMG. Cofiring hydrogen dan ammonia direncanakan bertahap hingga mencapai kurang lebih 40?n atau diteruskan sampai titik optimal. Ricky juga menambahkan cofiring hydrogen dapat mengurangi konsumsi natural gas saat ini sehingga menurunkan gas rumah (penurunan emisi sebesar sebesar 10.588.235 ton CO2-e)
VP Inovasi Teknologi dan Inkubasi Bisnis Korporat, PT. PLN, Tri Hardimasyar menyampaikan bahwa tantangan dalam pemilihan teknologi cofiring ialah ketersediaan dan keberlanjutan pasokan hydrogen atau ammonia sebagai bahan bakar memerlukan teknologi produksi yang sudah terbukti handal dengan teknologi elektrolisa serta diperlukan alih teknologi pengoperasian peralatan konversi hydrogen sebagai energi untuk pembangkitan.
Perwakilan PT. Pertamina, Andi mengatakan hambatan dalam ekosisem industri penyediaan BBN antara lain: harga keekonomian feedstock (CPO/UCO) dan produk, ketersediaan feedstock dan demand bisnis tertentu. Andi juga menambahkan untuk mengejar target RUEN dalam pengembangan BBN perlu adanya komitmen dan dukungan dari semua sektor. Rapat dilanjutkan dengan diskusi oleh seluruh peserta rapat dan DEN. (Teks: AM-RAD, Grafis: CTA, Editor:DE)