Outlook Energi Indonesia 2016 - Indonesian Version

Outlook Energi Indonesia (OEI) 2016 memberikan gambaran kondisi dan proyeksi energi nasional selama waktu 2016-2050. Gambaran kondisi dan proyeksi energi nasional dalam OEI 2016 mencakup realisasi, proyeksi kebutuhan dan penyediaan energi berdasarkan asumsi sosial, ekonomi dan perkambangan teknologi kedepan, OEI 2016 menggunakan data tahun 2015 sebagai tahun dasar.

Indonesia Energy Outlook 2016 - English Version

Indonesia Energy Outlook (IEO) 2016 present national energy condition and projection in 2016 to 2050 including realization as well energy demand and supply projection based on social assumption, economy and technology development in the future. IEO 2016 utilizes 2015 data as baseline year.

Outlook Energi Indonesia 2015

Dalam acara "Pameran dan Konvensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Geothermal"di Jakarta tanggal 19 Agustus 2015, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan keprihatinannya atas kondisi Indonesia yang telah menjadi net importir minyak. Dalam pidatonya, Presiden menyatakan komitmennya untuk memberi perhatian khusus pada program pengembangan sumber EBT demi melepaskan diri dari ketergantungan pada sumber energi fosil dan memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah secara berkelanjutan.

Outlook Energy Indonesia 2014

Sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi persoalan untuk mencapai target pembangunan bidang energi. Ketergantungan terhadap energi fosil, terutama minyak bumi dalam pemenuhan konsumsi di dalam negeri masih tinggi, yaitu sebesar 96% (minyak bumi 48%, gas 18%, dan batubara 30%) dari total konsumsi energi nasional, sementara upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan belum dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan. Tingginya konsumsi energi fosil tersebut diakibatkan oleh subsidi, sehingga harga energi menjadi murah dan masyarakat cenderung boros dalam menggunakan energi. Di sisi lain, Indonesia menghadapi penurunan cadangan energi fosil dan belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan baru. Keterbatasan infrastruktur energi yang tersedia juga membatasi akses masyarakat terhadap energi. Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap gangguan yang terjadi di pasar energi global, karena sebagian dari konsumsi tersebut, terutama produk minyak bumi yang dipenuhi dari impor.

Dalam sepuluh tahun terakhir (2003-2013), konsumsi energi final di Indonesia mengalami peningkatan dari 79 juta TOE menjadi 134 juta TOE, atau tumbuh ratarata sebesar 5,5% per tahun. Sejalan dengan meningkatnya konsumsi energi tersebut, penyediaan energi primer juga mengalami kenaikan. Namun, upaya untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri juga terkendala oleh keterbatasan infrastruktur energi, seperti pembangkit listrik, kilang minyak, pelabuhan, serta transmisi dan distribusi.

Buku Outlook Energi Indonesia 2014 (OEI 2014) ini memberikan gambaran tentang kondisi energi nasional pada kurun waktu 2013-2050, mencakup realisasi dan proyeksi kebutuhan dan penyediaan energi primer dan energi final berdasarkan ketersediaan sumber daya energi, kondisi saat ini dan target yang ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), perkiraan kebutuhan infrastruktur energi, serta membandingkan kondisi energi Indonesia terhadap kondisi energi di wilayah ASEAN dan dunia.