Cadangan Mineral Bernilai Ekonomis Tersebar di Perairan Antar Pulau Indonesia
CIREBON. Keberadaan pulau-pulau kecil merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI bahkan merupakan bukti kepemilikan dan kedaulatan maka patut untuk dikelola sebagai asset kewilayahan. Oleh sebab itu, agar seluruh pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah NKRI harus diidentifikasi karakteristiknya sehingga memudahkan penyusunan toponim yang sesuai dengan geo-historis pembentukannya serta sebaran potensi kandungan sumberdaya mineralnya.
Secara umum keberadaan potensi sumberdaya mineral yang terdapat di pulau-pulau kecil dan dasar laut dikontrol oleh proses tektonik dan tatanan geologi regional mulai dari kawasan pantai hingga Zona Ekslusif Ekonomi (ZEE). Potensi sumberdaya mineral yang terkandung tergantung proses pembentukkannya.
Cadangan mineral yang terkandung di perairan antar pulau terjadi akibat mineral-mineral tersebut terperangkap di dalam lapisan sedimen, dari mulai sedimen permukaan berumur Kuarter hingga ribuan meter di bawah dasar laut pada lapisan sedimen tersier.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Geologi telah memetakan sumberdaya mineral lepas pantai dan untuk mendukung Peta Sumberdaya tersebut P3GL menerbitkan Peta Tematik yang memetakan pengelompokkan pulau-pulau berdasarkan tektonogenesis sehingga dapat diketahui potensi sumberdaya mineral yang dikandungnya.
Sumberdaya mineral lepas pantai dan sekitar pulau-pulau kecil yang sudah terindentifikasi meliputi, timah yang merupakan endapan letakan (placer deposit), fosforit berupa fosfat kalium, kerak dan nodul oksida yang berindikasi mangan, kobal, kobal, pasir besi, lumpur logam besi, kromit yang berasosiasi dengan batuan ultra basa-ofiolit, mineral zirkon dan monasit, karbonat dan agregat bahan konstruksi.
Mengingat kandungan sumberdaya mineral di daratan pulau-pulau besar kian menipis cadangannya dan semakin ketatnya isu-isu lingkungan maka pulau-pulau kecil dan laut merupakan harapan terakhir (the last frontier).