DEN Laksanakan Koordinasi Dengan Sekretariat JETP

Jakarta, 21/7/2023. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha memimpin rapat koordinasi sehubungan dengan rencana implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) yang merupakan tindak lanjut perjanjian pendanaan transisi energi hasil kesepakatan para pemimpin negara di KTT G20 di Bali tahun 2022. Rapat yang diselenggarakan secara hybrid tersebut juga dihadiri oleh Anggota DEN lainnya yaitu As Natio Lasman dan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, serta Kepala Sekretariat JETP Edo Mahendra dan Tim JETP. Turut hadir pula Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan Setjen DEN Yunus Saefulhak melalui virtual dan Tim Teknis Setjen DEN.

Pada pembukaannya, Satya menyampaikan bahwa DEN saat ini sedang melakukan pembaruan Kebijakan Energi Nasional (KEN). KEN adalah kebijakan pengelolaan energi yang berdasarkan pada prinsip berkeadilan dan keberlanjutan guna mencapai ketahananan energi, kemandirian energi, pembangunan rendah karbon, serta ketahanan iklim. 

“Perubahan lingkungan strategis karena krisis ekonomi global akibat pandemi melatar belakangi perlunya pembaruan KEN. Pembaruan KEN ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkeadilan dengan tetap memprioritaskan kemandirian dan ketahanan energi nasional”, ujarnya. Lulusan Cranfield University UK ini juga menyatakan transisi energi adalah basis untuk pembaruan KEN. Transisi energi akan mengubah banyak hal, perubahan pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis dan lainnya. Karena itu, dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan saat ini dan tantangan di masa depan agar transisi energi rendah karbon yang adil dan merata dapat terlaksana dengan baik.

"Ada tiga tantangan besar dalam transisi energi, pertama akses energi bersih untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking. Kedua pendanaan transisi energi yang besar untuk proyek-proyek baru. Eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat dibutuhkan agar tercipta keekonomian, harga yang kompetitif, dan tidak membebani masyarakat. Ketiga dukungan riset dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan kompetitif", jelas Satya.

Sementata itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin menyampaikan akan mendukung Kementerian ESDM dalam mencapai target JETP, termasuk rencana investasi dan kebijakan yang komprehensif, yang merefleksikan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca dan yang terpenting untuk mendukung masyarakat terdampak di setiap tingkatan perjalanan transisi energi, sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal.

Kepala Sekretariat JETP, Edo Mahendra menyampaikan beberapa kegiatan yang nanti akan menjadi kegiatan utama JETP, yakni yang pertama tentunya pengembangan energi bersih, secara khusus untuk energi terbarukan. Yang kedua adalah percepatan pensiun PLTU batubara, dan yang ketiga adalah program-program untuk membantu peningkatan efisiensi energi.

Diakhir pertemuan, Satya menjelaskan target dekarbonisasi sektor energi, yaitu tahun 2035-2045 adalah puncak emisi sektor energi dan pada tahun 2060 tingkat emisi sektor energi adalah sebesar 129-130 juta ton CO2e, yang akan di counterbalance oleh sektor kehutanan untuk mencapai net zero emission. (Teks: MM, Infografis: CTA, Editor: DE)

Bagikan ini