Indonesia Ajak Dunia Dorong Pembangunan Energi Baru untuk Pedesaan dan Daerah Tertinggal

New York-US, 12/07/2023. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Yusra Khan memaparkan keberhasilan program Sumba Iconic Island (SII) yang melistriki Pulau Sumba dengan energi terbarukan pada forum PBB di New York pada Rabu, 12 Juli 2023 waktu setempat.

Yusra hadir sebagai panelis pada sesi pertemuan Stakeholeder Forum for A Sustainable Future yang diselenggarakan oleh Perutusan Tetap Belize dan Perutusan Tetap Republik Dominika untuk PBB di sela-sela agenda United Nations High Level Political Forum  (HLPF) 2023 yang berlangsung dari tanggal 10 Juli 2023 hingga 20 Juli 2023, di New York.

Program SII diinisiasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Hivos (organisasi dari Belanda), mengadopsi pendekatan multi pihak. Program ini bertujuan untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari bidang energi maupun dari luar bidang energi untuk berkontribusi kepada pembangunan Energi Terbarukan (ET) dan lingkungan di Pulau Sumba sejak tahun 2010.

Pulau Sumba dipilih untuk program tersebut karena rendahnya rasio elektrifikasi dan konsumsi listrik per kapita, sumber energi masih didominasi oleh energi fosil, mempunyai sumber ET yang bervariasi, yaitu bayu, surya, air, biomasa dan biogas, dan sekitar seperlima penduduknya masih termasuk miskin.

Program SII mencapai target yang menggembirakan dengan peningkatan rasio elektrifikasi dari 24,5% di tahun 2010 menjadi 76,8% di tahun 2022 dan kontribusi ET meningkat dari tidak ada sebelum tahun 2015 menjadi 20,9% di tahun 2022.                 

“Sumba Iconic Island yang didanai dari berbagai sumber seperti Specific Allocation Fund, dan hibah dari Belanda, Program Mentari, ACCESS, dan lain-lain merupakan salah satu kisah sukses penyediaan ET di kawasan pedesaan dan daerah tertinggal”, terang Yusra.              

Pelajaran yang bisa dipetik dari program SII antara lain adalah pentingnya pelibatan masyarakat setempat sejak dari tahap perencanaan hingga pembangunan dan pengoperasiannya. Penting juga dibangun koordinasi yang intensif di antara para pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT PLN sebagai BUMN yang membeli dan mendistribusikan listrik yang dihasilkan.

“Keberhasilan program seperti SII ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dan di belahan dunia lainnya”, tutup Yusra.(teks: SM, grafis:OT, Editor:DE)

Bagikan ini