Indonesia Menuju Net Zero Emission (NZE)

26/1/2024. Anggota DEN  Yusra Khan dan Eri Purnomohadi menjadi narasumber pada Seminar yang diselenggarakan Institut Teknologi dan Bisnis Haji Agus Salim (ITB HAS) Bukititnggi dengan tema “Indonesia Menuju Net Zero Emission (NZE)”. Hadir pula dalam seminar Rektor ITB HAS, Wakil Rektor ITB HAS serta jajaran dosen ITB HAS.

Anggota DEN, Yusra Khan menjelaskan saat ini DEN sedang melakukan pembaruan KEN yang merupakan kebijakan pengelolaan energi berdasarkan pada prinsip berkeadilan, dan keberlanjutan guna mencapai ketahanan energi, kemandirian energi, pembangunan rendah karbon, serta ketahanan iklim. “Beberapa pembaruan KEN antara lain berkaitan dengan dekarbonisasi dan transisi energi, pengembangan energi baru dan terbarukan serta pengembangan tenaga nuklir”, tegas Yusra.

“Perbedaan yang mendasar pada PP KEN yang lama dan baru adalah bahwa sebelumnya kita mengamankan dan menyeimbangkan pasokan energi dengan batubara. Pada PP yang baru, kita akan meminimalkan penggunaan fosil dalam bentuk batubara dan bensin. Perbedaan lain, sebelumnya nuklir sebagai opsi terakhir. Pada PP yang baru kita menggunakan nuklir sebagai penyeimbang untuk mecapai target dekarbonisasi,” terang Yusra.

Senada dengan hal tersebut Eri Purnomohadi menyampaikan tujuan dan arah Kebijakan Energi Nasional yaitu terwujudnya pengelolaan energi yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi nasional dan ketahanan energi nasional yang berlandaskan kedaulatan energi dan nilai ekonomi yang berkeadilan. 

Berdasarkan hasil perhitungan, ketahanan energi Indonesia pada tahun 2022 masuk dalam klasifikasi “tahan” dengan skor 6,64. Disamping itu Eri juga menjelaskan empat aspek ketahanan energi, yaitu ketersediaan sumber energi dan energi baik dari domestik maupun luar negeri (availability); kemampuan mengakses sumber energi, infrastruktur jaringan energi, termasuk tantangan geografis dan geopolitik (accessibility); keterjangkauan biaya investasi energi, mulai dari biaya eksplorasi, produksi dan distribusi hingga keterjangkauan konsumen terhadap harga energi (affordability); serta penggunaan energi yang peduli lingkungan di darat, laut dan udara termasuk penerimaan masyarakat (acceptability). 

Seminar dilanjutkan dengan diskusi dengan seluruh peserta. (Editor: SD, Teks: AM, Grafis: OT)

Bagikan ini