Satya Cek Kondisi Penyediaan dan Pemanfaatan Gas Bumi di Pulau Jawa

Surabaya, 4/10/23. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha pimpin rapat Koordinasi Identifikasi Kondisi Penyediaan dan Pemanfaatan Gas Bumi di Pulau Jawa dalam rangka Antisipasi/Mitigasi Krisis Energi dan/atau Darurat Energi. Hadir langsung dalam rapat koordinasi tersebut, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi, Perwakilan PT Pertamina EP, PT Pertamina Gas Negara dan PT PLN. Turut hadir pula secara virtual Anggota DEN yang lainnya yaitu Musri Mawaleda dan Ery Purnomohadi. Rapat tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi penyediaan dan pemanfaatan gas bumi di pulau jawa untuk memastikan kecukupan pemenuhan pasokan gas bumi di Pulau Jawa.

Sehubungan dengan produksi gas dari beberapa lapangan gas bumi di Jawa Timur, seperti Lapangan Jambaran – Tiung Biru (JTB) dan HCL, potensi produksinya sebesar 873 MMSCFD dan potensi lifting 747 MMSCFD, dengan realisasi rata-rata produksi gas sebesar 705 MMSCFD dan penyerapan gas saat ini sebesar 552 MMSCFD sehingga ada potensi terjadi over supply. Di satu sisi rencana pipa transmisi gas bumi dari Cirebon ke Semarang untuk memenuhi kebutuhan Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan sumber gas dari Jawa Timur masih dalam tahap basic design dan Pembangunan pipa ditargetkan selesai tahun 2026. Oleh sebab itu, perlu dilakukan identifikasi potensi penyerapan surplus gas bumi serta pemanfaatannya untuk memastikan kecukupan pemenuhan pasokan gas bumi di Pulau Jawa.

Menurut Satya, dari rapat ini seharusnya bisa dilihat daerah mana saja khususnya di Jawa yang kelebihan maupun kekurangan pasokan gas. “Seperti tadi yang diungkapkan oleh PLN yang saat ini mengalami kekurangan pasokan gas bumi untuk pembangkit listrik di Jawa Bagian Barat harus menggunakan FSRU Lampung untuk memenuhi pasokan gas bumi ke pembangkit listrik, ini perlu dilihat betul kendala di lapangan seperti apa, sementara di wilayah Jawa bagian Timur kelebihan pasokan gas”, ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut Nurwahidi selaku Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa menyampaikan hal tersebut terjadi karena belum adanya pipa yang terkoneksi antara wilayah Jawa Barat, Tengah maupun Timur. “Salah satu alternatif kemudahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan infrastruktur energi adalah dengan membangun mini LNG dan CNG agar bisa menjangkau penyaluran gas bumi ke daerah-daerah yang jauh dari jaringan transmisi dan distribusi gas bumi.”

Diakhir, Satya menyimpulkan bahwa di Wilayah Jawa berpotensi terjadi kondisi darurat gas bumi karena masih terbatasnya infrastruktur penyaluran gas bumi sehingga menyebabkan salah satu daerah mengalami oversupply dan daerah yang lain mengalami undersupply. Oleh karena itu, perlu dilakukan koordinasi yang bersifat lintas sektor dengan melibatkan Dewan Energi Nasional (DEN) dalam rangka mengantisipasi kondisi krisis dan/atau darurat gas bumi. (Teks: CTA-BR3, Grafis: CTA)

Bagikan ini