Workshop “ Pengembangan Teknologi Hydrogen” untuk mencapai Net Zero Emission 2060

Jakarta, 31/10/2023. Dalam rangka melakukan mitigasi pencapaian target transisi energi menuju NZE tahun 2060 melalui teknologi hidrogen di Indonesia, Dewan Energi Nasional bekerja sama dengan CASE (Clean and 

Affordable Secure Energy for Southeast Asia), Danish Energy Agency (DEA), Kedutaan Besar Swedia, dan Kedutaan Besar Denmark menggelar Workshop dengan tema "Hydrogen Technology Development”, Selasa (31/10).

Workshop dilakukan secara hybrid di Hotel Aston Resort Bogor dan bertujuan untuk menjadi sarana berbagi informasi dan best practices mengenai penerapan teknologi baru dalam pengembangan hidrogen di beberapa negara serta membahas bagaimana Indonesia dapat mengadopsi teknologi baru tersebut baik dari segi teknis maupun kebijakan terkait.

Workshop ini, menghadirkan tenaga ahli dari Indonesia, Denmark, Jerman, dan Swedia.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, Djoko Siswanto yang didaulat sebagai Keynote Speaker untuk membuka acara menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah menandatangani NDC untuk mengurangi emisi GRK dengan tanpa bantuan mempunyai target sebesar 29 % dan target 41 % dengan bantuan dan dukungan Internasional pada tahun 2030. Dalam rangka mencapai Paris Agreement, Indonesia akan merevisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan selanjutnya dengan RUEN. KEN akan direvisi yang memfokuskan pada penurunan intensitas energi, substitusi energi fosil ke energi listrik, optimasi penggunaan sumber energi dalam negeri untuk meminimalisasi import, dan konservasi energi pada sisi pengguna.

Lebih lanjut Djoko Siswanto yang akrab disapa Djoksis menyatakan “Strategi Peta Jalan Transisi Energi dalam mendukung Net Zero Emission fokus pada mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dengan mengimplementasikan teknologi bersih. Pada suplai side, strategi utama adalah pengembangan massif energi terbarukan yaitu energi surya, Hydro, panas bumi serta hydrogen dan Indonesia sebagai negara besar dengan EBT yang besar dan beragam mempunyai modal yang cukup untuk mengembangkan Green hydrogen" ujarnya pula.

Selanjutnya anggota Dewan Energi Nasional Herman Darnel Ibrahim menyampaikan sambutan . HDI menyatakan bahwa saat ini DEN sedang melakukan pembaruan Kebijkan Energi Nasional (KEN) yang merupakan kebijakan pengelolaan energi berdasarkan pada prinsip berkeadilan dan berkelanjutan guna mencapai ketahanan, kemandirian energi, pembangunan rendah karbon serta ketahanan iklim. “ Beberapa pembaruan KEN berkaitan dengan dekarbonisasi dan transisi energi, pengembangan energi baru terbarukan jelasnya.

Pria yang akrab disapa HDI ini juga menyatakan bahwa poin penting dalam pembaruan KEN adalah mengembangkan energi baru terbarukan dan menargetkan dekarbonisasi di sektor energi antara lain puncak emisi sektor energi diperkirakan terjadi antara tahun 2035 hingga 2045.

Pada workshop tersebut sesi pertama berupa panel diskusi dengan mengusung tema “Designing The Hydrogen Development Strategy Indonesian Best and Practice” dihadiri beberapa narasumber antara lain Tony Susandy yang merupakan Koordinator, Direktorat Jenderal EBKE Kementerian ESDM, Dr. Nizhar Marizi sebagai Direktor Sumber daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Kementerian Bappenas, dan Dr Indra Chandra Setiawan, ST, MT dari Toyota Motor Manufacturing yang di pandu moderator Amanda Ngwenya dari Danish Energy Agency.

Sesi kedua dengan tema Hydrogen Best Practises from Germany , Danish and Swedish, menghadirkan narasumber Florian Kohlhammer dari GIZ, Unders Kruse dari Danish Energy Agency dan Jazaer Dawody dari Swedish Energy Agency dengan Moderator Syaifuddin Suaib dari HDF.

Terakhir workshop ditutup oleh Kepala Biro Fasilitasi Penanggulangan krisis energi dan pengawasan kebijakan Energi mewakili Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan.(Teks: DR, Grafis: OT, Editor: YS)

Bagikan ini